Bertempat di Allianz Stadium, tanggal 29 Oktober 2020, Juventus menelan kekalahan saat menjamu Barcelona. Ini kekalahan perdana Juve di bawah asuhan Andrea Pirlo. Berada di Grup G, Juventus takluk dengan skor 0-2 untuk keunggulan Barcelona.
Dembele membuka keunggulan pertama Barcelona di menit ke 14 lewat umpan lambung dari Messi.
Pada babak kedua, perjuangan Juventus semakin berat setelah Merih Demiral diusir wasit di menit ke-85. Keunggulan jumlah pemain dimanfaatkan dengan baik oleh Lionel Messi lewat tendangan pinalti di menit ke-90.
Jalannya pertandingan sebenarnya boleh dikatakan berimbang. Tercatat Alvaro Morata membobol gawang Barcelona sebanyak tiga kali. Dua gol dianulir wasit setelah melihat tayangan VAR (video assistant referee), yang membuktikan Morata dalam posisi off side. Satu lagi gol dianulir wasit karena Morata melakukan hands ball.
Jika dilihat dalam tayangan TV , posisi Off side itu sangat tipis atau kalau boleh dikatakan tidak off side.
Penggunaan teknologi VAR untuk mendeteksi adanya kecurangan dan pelanggaran. Keterbatasan manusia dalam hal ini wasit dan hakim garis dalam mengamati pelanggaran tipis seperti off side dan hand ball memang mustahil dilakukan.
Sering di lapangan terjadi keributan atau pertikaian yang diakibatkan oleh keputusan wasit yang kurang memuaskan pemain. Maka digunakanlah teknologi ini. Tapi karena teknologi ini pula, seni dan roh dalam pertandingan sepak bola menjadi hilang. Menonton sepak bola seperti bermain game.
Dalam sepak bola, intrik-intrik pemain, pelanggaran atau kecurangan tipis justru bumbu penyedap yang menjadikan sepak bola semakin “gurih”. Trik yang khas dari pemain bola yang enak dinikmati menjadi monoton karena teknologi ini.
Sepak bola akhirnya menjadi tanpa roh karena sudah tidak “manusia” lagi, sebab sudah tercemar teknologi yang bernama VAR.
Satu contoh sejarah “roh” sepak bola yang sampai saat ini dikenang adalah gol “tangan Tuhan” Maradona saat Piala Dunia tahun 1986. Itulah warna “kemanusiaan” dalam sejarah sepak bola yang sampai saat ini terus diperbincangkan.
Seandainya saat itu sudah tercipta VAR, maka “roh” itu tak akan pernah tercipta. Pertandingan sepak bola akan terasa hambar.
Penggunaan VAR dalam pertandingan antara Juventus vs Barcelona yang ditulis di awal, juga mengisyaratkan bahwa sepak bola sudah tidak mempunyai “roh kemanusiaan” lagi.
Off side yang sangat tipis itu adalah manusiawi sekali. Pun dengan pengamatan wasit dan hakim garis yang kadang tidak sesuai dengan sudut pandang dengan para pemain atau bahkan penonton.
Biarkan manusia dengan segala keterbatasannya “bermain” tanpa campur tangan teknologi. Kita percaya bahwa para pengadil di pertandingan sepak bola adalah para professional. Justru di situlah ada seni dan roh dalam sepak bola yang menjadikannya hidup.